سم الله الرحمن الرحيم
PENGERTIAN ILMU BALAGHAH, MA'ANI, BAYAN DAN BADI'
A. Balaghah
1. Pengertian Balaghah
Secara etimologi (bahasa), balaghah ialah sampai atau mencapai. Balaghah
secara terminologi dikatakan bahwa balaghah menjadi sifat bagi kalimat
(ÇáßáÇã) dan pembicara atau orang yang berkata (ÇáãÊßáã), sehingga :
ßáÇã ÈáíÛ dan ãÊßáã ÈáíÛ tidak menjadi sifat bagi kata (ÇáßáãÉ) sebab
memang tidak didengar ketentuannya.
Balaghah ialah menyampaikan makna yang agung secara jelas dengan
menggunakan kata-kata yang benar dan fasih, yang memiliki kesan dalam
hati dan cukup menarik, serta sesuai setiap kalimatnya kepada kondisi
atau situasi sekaligus orang-orang yang diajak bicara.
2. Kalimat yang baligh
“Kalimat baligh adalah kalimat yang sesuai dengan kondisi khitab dan
lafadz-lafadznya telah fasik, baik kata-kata ataupun
kalimat-kalimatnya.”
- Kondisi khitab disebut juga “maqam” ialah hal-hal yang merangsang
pembicaraan untuk menyampaikan kata-katanya dengan bentuk khusus.
- Kondisi khitob atau muqtadhal hal ialah keadaan yang mengajak untuk
menyampaikan kalimat sesuai dengan konteksnya. Artinya, sesuai dengan
mukhatabnya dan bentuk khususnya.
3. Balaghah pembicara
Balaghah pembicara adalah kemampuan yang ada dihati yang dengan
kemampuan itu dapat disusun kalimat yang baligh yang sesuai dengan
kontekstual. Bersama itu kalimat tersebut telah fasik dalam segala makna
yang dituju.
Yang dimaksud dengan kemampuan yang ada dihati adalah bakat, suatu sifat
yang tertanam dihati manusia. Oleh karenannya, seorang yang “baligh”
(petah lidahnya) haruslah berpikir mengenai makna yang ada dihatinya
terlebih dahulu sebelum mengucapkan perkataan.
Bagi peminat ilmu baligh wajib mengetahui ilmu bahasa, ilmu sharaf, ilmu
tata bahasa (nahwu), ilmu ma'ani, ilmu bayan dan ilmu badi'. Sebagai
peminat ilmu balaghah sebaiknya mengetahui tentang uslub (gaya bahasa)
yang merupakan makna yang dibentuk dalam lafadz untuk mencapai makna
yang dimaksudkan. Gaya bahasa ada 3 macam, yaitu :
a. Gaya bahasa ilmiah. Keistimewaan metode ini yang paling menonjol
adalah memberikan kejelasan dan mesti menampakkan kesan yang kuat dan
indah.
b. Gaya bahasa sastra. Pada gaya bahasa ini, keindahan adalah merupakan
sifat-sifatnya yang paling menonjol. Gaya bahasa ini menampilkan
khayalan indah, gambaran halus dan menyentuh. Aspek puisi dan prosa
merupakan sasaran metode ini.
c. Gaya bahasa pidato. Pada metode ini, terdapat posisi yang agung
mengenai kesan dan sasarannya kelubuk hati. Diantara hal yang bisa
menambah kesan ialah kedudukan si khatib sendiri di hati para
pendengarnya, kekuatan sifat yang dimilikinya, argumentasinya,
ketinggian suaranya, kebaikan cara menyampaikannya dan kekukuhan
isyarat-isyaratnya.
B. Ilmu Ma'ani
1. Pengertian
Ilmu Ma'ani adalah pokok-pokok dan dasar-dasar untuk mengetahui tata
cara menyesuaikan kalimat kepada kontekstualnya (muqtadhal halnya)
sehingga cocok dengan tujuan yang dikehendaki.
Perkataan Al-Ma'ani adalah bentuk jamak dari kata makna. Secara
terminology adalah hal yang dituju. Menurut pengertian terminology ulama
ilmu Bayan ialah menyatakan apa yang tergambar di hati dengan suatu
ucapan atau lafazd, atau tujuan yang dimaksudkan oleh lafadz tergambar
di dalam hati.
2. Faedah ilmu Ma'ani
a. Mengetahui kemukjizatan al-Qur'an melalui aspek kebaikan susunan dan
sifatnya, keindahan kalimat, kehalusan bentuk ijaz yang telah
diistemawakan oleh Allah dan segala hal yang telah dikandung oleh
al-Qur'an itu sendiri.
b. Mengetahui rahasia balaghah dan fushahah dalam bahasa Arab yang
berupa prosa dan puisi agar dapat mengikutinya dan menyusun sesuai
dengan aturannya serta membedakan antara kalimat yang bagus dengan yang
bernilai rendah.
C. Ilmu Bayan
1. Pengertian
Al-Bayan (البيان) menurut pengertian bahasa adalah Al-Kasyafu (الكشف)
yang berarti membuka atau menyatakan. Bisa juga disebut Al-Lidhaah
(ÇáÇíÖÇÍ). Artinya menerangkan atau menjelaskan.
Menurut istilah ulama Balaghah (Al-Balagha') adalah :
ÇÕæá æÊæÇÚÏ íÚÑÝ ÈåÇ ÇíÑÇÏ ÇáãÚäì ÇáæÇÍÏ ÈØÑÞ íÎÊáÝ ÈÚÕåÇ Úä ÈÚÖ Ýì æÖæÍ ÇáÏáÇáÉ Úáì äÝÓ Ðáß ÇáãÚäì.
“Dasar-dasar dan kaidah-kaidah untuk mengetahui cara menyampaikan satu
makna dengan beberapa cara yang sebagiannya berbeda dengan sebagian yang
lain dalam menjelaskan segi penunjukan terhadap keadaan makna
tersebut.”
Jadi, ilmu Bayan adalah ilmu pengetahuan yang dijadikan pedoman untuk
menyatakan satu makna dengan beberapa bentuk yang berbeda dan susunan
yang berlainan derajat kejelasannya.
Perlu diketahui bahwasannya yang dianggap dalam ilmu Bayan adalah
kehalusan makna-makna yang terdiri dari isti'arah dan kinayah beserta
jelasnya lafadz-lafadz yang menunjukkannya.
Dari itu dapat disimpulkan bahwa Al-Bayan adalah lafadz atau ucapan yang
fasih yang menjelaskan maksud yang ada dalam hati nurani.
2. Pembahasan Ilmu Bayan
Pembahasan ilmu Bayan ini adalah lafadz-lafadz Arab dari segi majaz dan
kinayah. Sedangkan hakikat dan tasyabih, bukan termasuk dalam pembahasan
ilmu Bayan.
3. Faedah Ilmu Bayan
Faedah ilmu ini adalah dapat melihat atau mengetahui rahasia-rahasia
kalimat Arab, baik prosa maupun puisinya, dan juga mengetahui perbedaan
macam-macam kefasikan dan perbedaan tingkatan sastra, yang dengannya ia
dapat mengetahui tingkat kemukjizatan al-Qur'an dimana manusia dan jin
kebingungan untuk menirunya dan tidak mampu menyusun semisalnya.
D. Ilmu Badi'
Al-Badi' (البديع) menurut pengertian etimologi ialah sesuatu yang
diciptakan tanpa dengan contoh yang mendahului. Menurut pengertian
terminology ialah :
Úáã íÚÑÝ Èå ÇáæÌæå æÇáãÒÇíÇ ÇáÊì ÊÒíÏ ÇáßáÇã ÍÓäÇ æØáÇæÉ æÊßÓæå ÈåÇÁ æÑæäÞÇ ÈÚÏãØÇ ÈÞÊå áãÞÊÖì ÇáÍÇá ææÖæÍ ÏáÇáÊå Úáì ÇáãÑÇÏ.
“Suatu ilmu yang dengannya diketahui segi-segi dan
keistimewaan-keistimewaan yang dapat membuat kalimat semakin indah,
bagus dan menguasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat
tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi serta jelas makna yang
dikehendaki.”
Segi-segi yang dimaksud adalah cara-cara yang ditetapkan untuk mengiasai
kalimat dan memperindahnya, dengan ilmu Ma'ani dan ilmu Bayan menurut
materinya dan dengan ilmu Badi' menurut sifatnya.
Memperindah kalimat ada 2 :
1. Memperindah kalimat secara maknawiyah (muhassinat ma'nawiyah) ialah
tata cara memperindah yang kembali kepada segi makna sejak semula dan
sesuai dengan keadaannya, walaupun lafadz menjadi indah karena
mengikutinya.
2. Memperindah kalimat secara lafdziyah (muhassinat lafdziah) ialah tata
cara memperindah kalimat yang hanya kepada segi lafadz saja, sejak
semula, meskipun segi makna menjadi indah karena mengikutinya
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !